Sabtu, 14 Mei 2011

Perbankan - Industri TPT masih memiliki prospek


Industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia bukan sektor yang sudah di ujung senja. Industri ini masih memiliki prospek, tetapi persoalan didalamnya harus diselesaikan.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyampaikan hal itu dalam jumpa pers Indonesia Banking Expo (IBEX) 2011 di Jakarta.
Persoalan ini harus diselesaikan agar industri TPT dapat tumbuh dengan pesat lagi. Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyebutkan, konsumsi TPT nasional tahun 2010 sebesar Rp. 83 triliun, naik dibandingkan tahun 2009 yang mencapai Rp. 76 triliun. Namun, penjualan TPT nasional turun dari Rp. 54,5 triliun pada 2009 menjadi Rp. 53 triliun pada 2010.
Bank kerap disorot karena seolah-olah enggan mengucurkan kredit. Bank tidak mengucurkan kredit pada sektor tertentu karena risiko yang tinggi. Namun, bagi perbankan, lebih baik jika pemerintah memiliki cetak biru tentang industri apa saja yang akan dikembangkan.
Misalnya industri yang menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbang devisa besar. Dengan demikian, kredit bank dapat terserap dengan baik. Per Desember 2010, perbankan Indonesia mengucurkan kredit Rp. 2.623 triliun.
Pada IBEX 2011, sekitar 80 persen dari 45 debitor atau mitra bank peserta pameran bergerak dalam industri TPT. IBEX yang berlangsung pada tanggal 11-13 Mei di Jakarta Convention Center ini diikuti 23 bank. IBEX berupaya agar masyarakat lebih mengenal bank.
Direktur Eksekutif Perbanas Eko Indrajit menyebutkan, sekitar 75 juta penduduk Indonesia belum tersentuh perbankan.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia menambahkan, hal penting dalam hubungan bank dengan masyarakat adalah pelayanan bank. “Misalnya, proses kredit yang cepat dan mudah serta penerimaan yang ramah di konter bank.” Kata Winny.


Sumber : Koran kompas (ekonomi) , edisi Rabu 11 Mei 2011