Rabu, 28 Desember 2011

Pembangunan Koperasi

Pembangunan Koperasi di Indonesia.
Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).

A.   Permasalahan dalam Pembangunan Koperasi
Koperasi bukan kumpulan modal, dengan demikian tujuan pokoknya harus benar-benar mengabdi untuk kepentingan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Pembangunan koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua masalah pokok yaitu masalah internal dan eksternal koperasi.

    * Masalah internal koperasi antara lain: kurangnya pemahaman anggota akan manfaat koperasi dan pengetahuan tentang kewajiban sebagai anggota. Harus ada sekelompok orang yang punya kepentingan ekonomi bersama yang bersedia bekerja sama dan mengadakan ikatan sosial. Dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi ke arah sasaran yang benar.
    * Masalah eksternal koperasi antara lain iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang jelas dan efektif untuk perjuangan koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.

B.    Kunci Pembangunan Koperasi

Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986, sehingga dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.
Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia.
Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
* semua anggota diperlakukan secara adil
* didukung administrasi yang canggih
* koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat
* pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak
* petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli
* kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi
* manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis
* memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya
* perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
* keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang
* selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan
* pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan

Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang (di Indonesia )
Kendala yang dihadapi masyarakat :
1. Perbedaan pendapat masayarakat mengenai Koperasi
2. Cara mengatasi perbedaan pendapat tersebut dengan menciptakan 3 kondisi yaitu :
a. Koqnisi
b. Apeksi
c. Psikomotor

3. Masa Implementasi UU No.12 Tahun 1967 Tahapan membangun Koperasi :
a. Ofisialisasi
b. De-ofisialisasi
c. Otonomisasi

4. Misi UU No.25 Tahun 1992 merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945


Sumber: Ign. Sukamdiyo,  Manajemen Koperasi, Erlangga, 1996, Hal. 27-33.

Selasa, 27 Desember 2011

Peranan Koperasi


Peranan Koperasi dalam berbagai bentuk pasar  
Berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar diklasifikasikan menjadi 2 macam :
1. Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).
2 .Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market)
 yaitu Monopsoni, Persaingan Monopolistik (monopolistik competition), dan Oligopoli.

Peranan Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market)
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
- Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
- Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
- Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
- Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna

Koperasi dalam Pasar Monopolistik 
Ciri-cirinya : 
- Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam 
- Produk yang dihasilkan tidak homogen 
- Ada produk substitusinya 
- Keluar atau masuk ke industri relatif mudah 
- Harga produk tidak sama disemua pasar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan
  penjualnya
Koperasi dalam Pasar Oligopoli
   Oligopo;i adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang
menguasai pasar 
Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi harga dan nonharga 
 
 Di Pasar Monopsoni 
- Banyak penjual atau pengusaha tetapi hanya ada satu pembeli

 Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan product defferentiation dan memperluas
pasar dengan cara melakukan kegiatan advertensi, membedakan mutu dan bentuk produk.
• Penawaran Harga yang bersifat Predator
• Price Leadership : oleh Perusahaan dengan Biaya Terendah

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
• Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
• Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi
sebagai soko-gurunya
• Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
• Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar
 

Selasa, 29 November 2011

China Garap Dua Pabrik Gula


Investasi capai Rp. 4,7 triliun
            Para pemegang saham PT. Industri Gula Nusantara menggandeng badan usaha milik negara China untuk menggarap dua proyek besar pembangunan pabrik gula terpadu di Blora, Jawa Tengah dan Sambas, Kalimantan Barat. Kedua proyek tersebut bakal menelan investasi hingga Rp. 4,7 triliun.
            Direktur Utama PT Industri Gula Nusantara (PT IGN), sesuai penandatanganan nota  kesepahaman (MOU) pada selasa malam dengan mitranya BUMN China, Guangdong Agribusiness (GDA) Group Corporation di Guang Zhou, China, mengungkapkan, pada tahap awal PG yang akan dibangun di Blora berkapasitas 4.000 ton tebu per hari (TCD).
            Investasi menelan biaya 100 juta dollar AS. Tahap selanjutnya kapasitas akan ditingkatkan dua kali lipat menjadi 8.000 TCD. Sebagian besar tebu akan dipasok oleh petani. Lahan inti milik perusahaan sekitar 20 persen atau antara 3.000 hektar dan 4.000 hektar dalam bentuk hak guna usaha. Saat ini lahan HGU yang sudah didapat sekitar 1.000 hektar.
            Adapun total luas pertanaman tebu di Blora dan sekitarmya mencapai 2.500 hektar. Sebelum PG beroperasi, tebu di pasok ke IGN di Cepiring, Jawa Tengah. Pada 18 April nanti, mulai dibangun pergudangan sebagai tebu dari Blora ke IGN di Cepiring.
            Komisaris IGN Khaterine Hendrik mengatakan, untuk pengembangan PG di Sambas, saat ini mereka sudah mengantongi izin lokasi lahan perkebunan seluas 17.000 hektar. Harapannya lahan yang dikelola nantinya mencapai 30.000 hektar.
            Khusus Sambas, sebagian besar (10.000 hektar lahan) akan dimanfaatkan untuk pertanaman tebu. Selebihnya untuk karet dan hortikultura. Nilai investasinya sama. Hanya ada tambahan dana investasi 30 juta dollar AS untuk pembangunan jalan.
            Kerja sama pembangunan dua PG antara pemegang saham IGN di bawah bendera PT. Ghendis Multi Manis untuk Blora dan PT Permata Hijau Resource di Sambas dengan BUMN China, dituangkan dalam MOU, selasa malam. MOU ditandatangani kamadjaya selaku Direktur Utama PT GMM dan PT PHR dengan Deputi Direktur Bureau of Zhanjiang State Farm Huang Guogiang.
            Dalam MOU disebutkan untuk pendirian PG terpadu di Blora, GMM akan bertindak sebagai investor dan penyedia lahan tebu sedangkan GuangDong Aribusiness (GDA) Group Corporation sebagai kontraktor pabrik, penyedia bibit tebu, dan dukungan teknologi.
            Adapun proyek PG terpadu di Sambas, PHR bertugas sebagai penyedia lahan dan bangunan pabrik. Sementara GDA mengupayakan pengadaan mesin pabrik dan teknologi. Untuk proyek Sambas dalam bentuk kerjasama, sedangkan PG Blora dengan putar kunci (turn key project).
            HuangDong menyebutkan prospek bisnis gula menjanjikan. Hal tersebut di tandai dengan terjadinya defisit yang cukup tajam antara pasokan dan permintaan, baik di Indonesia maupun di China.
            Komisaris IGN Andreas B Utomo mengatakan, pihaknya berpengalaman menghidupkan kembali PG Cepiring dan mengelolanya hingga menguntungkan. “Kami memiliki visi yang sama. Pembangunan PG juga akan menyerap tenaga kerja mengatasi defisit kebutuhan gula dan menekan pengeluaran devisa untuk impor gula”. Katanya
            GDA sendiri merupakan BUMN China terbesar di Guangdong yang bergerak di bidang agrobisnis. Mereka juga mengelola rumah sakit, perguruan tinggi dan restoran. GDA juga telah mengembangkan sayap usaha di Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
            Perusahaan negara itu saat ini mengoperasikan 12 PG berkapasitas 3.000 ton – 10.000 ton dengan total produksi 750.000 ton – 800.000 ton per tahun.

Sumber : Kompas