Selasa, 29 November 2011

China Garap Dua Pabrik Gula


Investasi capai Rp. 4,7 triliun
            Para pemegang saham PT. Industri Gula Nusantara menggandeng badan usaha milik negara China untuk menggarap dua proyek besar pembangunan pabrik gula terpadu di Blora, Jawa Tengah dan Sambas, Kalimantan Barat. Kedua proyek tersebut bakal menelan investasi hingga Rp. 4,7 triliun.
            Direktur Utama PT Industri Gula Nusantara (PT IGN), sesuai penandatanganan nota  kesepahaman (MOU) pada selasa malam dengan mitranya BUMN China, Guangdong Agribusiness (GDA) Group Corporation di Guang Zhou, China, mengungkapkan, pada tahap awal PG yang akan dibangun di Blora berkapasitas 4.000 ton tebu per hari (TCD).
            Investasi menelan biaya 100 juta dollar AS. Tahap selanjutnya kapasitas akan ditingkatkan dua kali lipat menjadi 8.000 TCD. Sebagian besar tebu akan dipasok oleh petani. Lahan inti milik perusahaan sekitar 20 persen atau antara 3.000 hektar dan 4.000 hektar dalam bentuk hak guna usaha. Saat ini lahan HGU yang sudah didapat sekitar 1.000 hektar.
            Adapun total luas pertanaman tebu di Blora dan sekitarmya mencapai 2.500 hektar. Sebelum PG beroperasi, tebu di pasok ke IGN di Cepiring, Jawa Tengah. Pada 18 April nanti, mulai dibangun pergudangan sebagai tebu dari Blora ke IGN di Cepiring.
            Komisaris IGN Khaterine Hendrik mengatakan, untuk pengembangan PG di Sambas, saat ini mereka sudah mengantongi izin lokasi lahan perkebunan seluas 17.000 hektar. Harapannya lahan yang dikelola nantinya mencapai 30.000 hektar.
            Khusus Sambas, sebagian besar (10.000 hektar lahan) akan dimanfaatkan untuk pertanaman tebu. Selebihnya untuk karet dan hortikultura. Nilai investasinya sama. Hanya ada tambahan dana investasi 30 juta dollar AS untuk pembangunan jalan.
            Kerja sama pembangunan dua PG antara pemegang saham IGN di bawah bendera PT. Ghendis Multi Manis untuk Blora dan PT Permata Hijau Resource di Sambas dengan BUMN China, dituangkan dalam MOU, selasa malam. MOU ditandatangani kamadjaya selaku Direktur Utama PT GMM dan PT PHR dengan Deputi Direktur Bureau of Zhanjiang State Farm Huang Guogiang.
            Dalam MOU disebutkan untuk pendirian PG terpadu di Blora, GMM akan bertindak sebagai investor dan penyedia lahan tebu sedangkan GuangDong Aribusiness (GDA) Group Corporation sebagai kontraktor pabrik, penyedia bibit tebu, dan dukungan teknologi.
            Adapun proyek PG terpadu di Sambas, PHR bertugas sebagai penyedia lahan dan bangunan pabrik. Sementara GDA mengupayakan pengadaan mesin pabrik dan teknologi. Untuk proyek Sambas dalam bentuk kerjasama, sedangkan PG Blora dengan putar kunci (turn key project).
            HuangDong menyebutkan prospek bisnis gula menjanjikan. Hal tersebut di tandai dengan terjadinya defisit yang cukup tajam antara pasokan dan permintaan, baik di Indonesia maupun di China.
            Komisaris IGN Andreas B Utomo mengatakan, pihaknya berpengalaman menghidupkan kembali PG Cepiring dan mengelolanya hingga menguntungkan. “Kami memiliki visi yang sama. Pembangunan PG juga akan menyerap tenaga kerja mengatasi defisit kebutuhan gula dan menekan pengeluaran devisa untuk impor gula”. Katanya
            GDA sendiri merupakan BUMN China terbesar di Guangdong yang bergerak di bidang agrobisnis. Mereka juga mengelola rumah sakit, perguruan tinggi dan restoran. GDA juga telah mengembangkan sayap usaha di Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
            Perusahaan negara itu saat ini mengoperasikan 12 PG berkapasitas 3.000 ton – 10.000 ton dengan total produksi 750.000 ton – 800.000 ton per tahun.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar