Senin, 25 November 2013

Bedah Jurnal (Good Corporate Governance)

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX

1.      Latar Belakang
Diberlakukannya China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) pada awal 2010 membuat peta persaingan perdagangan di negara-negara ASEAN menjadi lebih kompetitif dikarenakan semakin mudahnya produsen asal China memasarkan produknya di negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. China yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di dunia akan menjadi ancaman yang serius bagi produsen dalam negeri.
Dengan dibukanya kerjasama antar China–Indonesia dalam bentuk CAFTA akan membuat produk-produk asal China yang harganya lebih murah dari produk lokal membanjiri pasar di Indonesia sehingga produk lokal akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya.

Berdasarkan inventarisasi Komisi VI DPR, ada sepuluh sektor industri yang akan terpuruk jika CAFTA dilaksanakan yaitu meliputi industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri makanan dan minuman,  industri petrokimia,  industri peralatan dan mesin pertanian,  industri alas kaki, industry fiber sintetik, industri elektronik (termasuk kabel dan peralatan listrik), industry permesinan, industri rancang bangun serta industri baja (Suarakarya-online.com).
Menghadapi kondisi seperti ini seharusnya perusahaan dalam negeri memikirkan solusi-solusi yang memungkinkan untuk dilakukan agar dapat tetap bertahan dan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan asal China, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG).

Good Corporate Governance (GCG) atau yang lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai pilihan sebab secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor.

Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan,  dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Prinsip – prinsip dasar dari Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan. Dan untuk tetap dapat bertahan hidup, perusahaan harus berada dalam kondisi yang menguntungkan (profitable).

2.      Variable, Data, Ukuran
     a.   Variable
ü  Variable Independen: Penerapan GCG (Good Corporate Governance).
ü  Variable Dependen: ROA (Return On Asset), NPM (Net Profit Margin), EPS (Earning Per Share).

            b.  Data
           Data penelitian berupa :
a)      Data nama perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) selama tahun 2006-2009, dan
b)      Data perusahaan berupa data besarnya nilai ROA, NPM dan EPS dari masing-masing perusahaan selama 2006-2009.

             c. Ukuran
·         Nilai rata – rata (mean)
·         Standar Deviasi
·         Varian
·         Maksimum
·         Minimum
·         Sum
·         Range
·         Kurtosis
·         Skewness

3.      Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang diperoleh meliputi laporan CGPI (Corporate Governance Perception Index) dan laporan keuangan perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian.
Data penelitian bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series dan data cross section selama periode pengamatan tahun 2006-2009 untuk beberapa perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.

4.      Analisis
      a.       Teknik Sampling
           Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan oleh peneliti adalah :
1.      terdaftar dalam pemeringkatan CGPI dari tahun 2006 – 2009,
2.      merupakan perusahaan yang telah go public dari tahun 2006 – 2009, dan
3.      menerbitan laporan keuangan lengkap dari tahun 2006 - 2009.

      b.      Metode Analisis
    Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistic deskriptif, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Yakni sebagai berikut :
1.      Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel residual atau variabel pengganggu dalam bentuk distribusi normal atau tidak.

2.      Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t-1

3.      Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

      c.       Pengujian Hipotesis
          Hipotesis diuji dengan Analisis Regresi Linear Sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu penerapan Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA, NPM dan EPS.

Y = a + bX + e
         Dimana :
         Y         = Variabel Dependen (ROA, NPM, EPS)
         a          = koefisien
         b          = koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen
         X         = Variabel Independen (Penerapan GCG)
         E         = Error

1.      Koefisien Determinasi -R²
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

2.      Uji- t
Uji- t digunakan untuk menunjukkan seberapa jaub pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

5.   Hasil
Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hasil mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap ROA, NPM dan EPS sebagai berikut :

a. Penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat signifikan 0,624 (>-0,05). Nilai adjusted R² = -0,022 menunjukkan bahwa variabel ROA tidak dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG.

b. Penerapan GCG berpengaruh terhadap NPM dengan signifikan 0,012 (<0,05). Nilai adjusted R² = 0,149 menunjukkan bahwa variabel NPM dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 14,9% sedangkan sisanya sebesar 85,1% dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar model regresi.

c. Penerapan GCG berpengaruh terhadap EPS dengan signifikan 0,000 (<0,05). Nilai adjusted R² = 0,464 menunjukkan bahwa variabel EPS dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 46,4% sedangkan sisanya sebesar 53,6% dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar model regresi, dan

d. Penerapan GCG memiliki pengaruh yang bervariatif terhadap profitabilitas perusahaan.


6.   Pendapat
  • Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk memperbanyak variabel yang digunakan dalam mengukur penerapan GCG, jangan hanya terpaku pada skor CGPI yang diterbitkan oleh IICG.
  • Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan, ada baiknya dapat menambahakan indikator lain selain ROA, NPM dan EPS yaitu bisa menambahkan alat ukur lain seperti ROI (Return On Investment) dan ROE (Return On Equity) atau masih banyak lagi alat ukur lainnya.
Sumber : Jurnal Akuntansi oleh Dani Riandi dan Hasan Sakti
              Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara
              Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar