Investasi
capai Rp. 4,7 triliun
Para pemegang saham PT. Industri
Gula Nusantara menggandeng badan usaha milik negara China untuk menggarap dua
proyek besar pembangunan pabrik gula terpadu di Blora, Jawa Tengah dan Sambas,
Kalimantan Barat. Kedua proyek tersebut bakal menelan investasi hingga Rp. 4,7
triliun.
Direktur Utama PT Industri Gula
Nusantara (PT IGN), sesuai penandatanganan nota
kesepahaman (MOU) pada selasa malam dengan mitranya BUMN China,
Guangdong Agribusiness (GDA) Group Corporation di Guang Zhou, China,
mengungkapkan, pada tahap awal PG yang akan dibangun di Blora berkapasitas
4.000 ton tebu per hari (TCD).
Investasi menelan biaya 100 juta
dollar AS. Tahap selanjutnya kapasitas akan ditingkatkan dua kali lipat menjadi
8.000 TCD. Sebagian besar tebu akan dipasok oleh petani. Lahan inti milik
perusahaan sekitar 20 persen atau antara 3.000 hektar dan 4.000 hektar dalam
bentuk hak guna usaha. Saat ini lahan HGU yang sudah didapat sekitar 1.000
hektar.
Adapun total luas pertanaman tebu di
Blora dan sekitarmya mencapai 2.500 hektar. Sebelum PG beroperasi, tebu di
pasok ke IGN di Cepiring, Jawa Tengah. Pada 18 April nanti, mulai dibangun
pergudangan sebagai tebu dari Blora ke IGN di Cepiring.
Komisaris IGN Khaterine Hendrik
mengatakan, untuk pengembangan PG di Sambas, saat ini mereka sudah mengantongi
izin lokasi lahan perkebunan seluas 17.000 hektar. Harapannya lahan yang
dikelola nantinya mencapai 30.000 hektar.
Khusus Sambas, sebagian besar
(10.000 hektar lahan) akan dimanfaatkan untuk pertanaman tebu. Selebihnya untuk
karet dan hortikultura. Nilai investasinya sama. Hanya ada tambahan dana
investasi 30 juta dollar AS untuk pembangunan jalan.
Kerja sama pembangunan dua PG antara
pemegang saham IGN di bawah bendera PT. Ghendis Multi Manis untuk Blora dan PT
Permata Hijau Resource di Sambas dengan BUMN China, dituangkan dalam MOU,
selasa malam. MOU ditandatangani kamadjaya selaku Direktur Utama PT GMM dan PT
PHR dengan Deputi Direktur Bureau of Zhanjiang State Farm Huang Guogiang.
Dalam MOU disebutkan untuk pendirian
PG terpadu di Blora, GMM akan bertindak sebagai investor dan penyedia lahan
tebu sedangkan GuangDong Aribusiness (GDA) Group Corporation sebagai kontraktor
pabrik, penyedia bibit tebu, dan dukungan teknologi.
Adapun proyek PG terpadu di Sambas,
PHR bertugas sebagai penyedia lahan dan bangunan pabrik. Sementara GDA
mengupayakan pengadaan mesin pabrik dan teknologi. Untuk proyek Sambas dalam
bentuk kerjasama, sedangkan PG Blora dengan putar kunci (turn key project).
HuangDong menyebutkan prospek bisnis
gula menjanjikan. Hal tersebut di tandai dengan terjadinya defisit yang cukup
tajam antara pasokan dan permintaan, baik di Indonesia maupun di China.
Komisaris IGN Andreas B Utomo
mengatakan, pihaknya berpengalaman menghidupkan kembali PG Cepiring dan
mengelolanya hingga menguntungkan. “Kami memiliki visi yang sama. Pembangunan
PG juga akan menyerap tenaga kerja mengatasi defisit kebutuhan gula dan menekan
pengeluaran devisa untuk impor gula”. Katanya
GDA sendiri merupakan BUMN China terbesar
di Guangdong yang bergerak di bidang agrobisnis. Mereka juga mengelola rumah
sakit, perguruan tinggi dan restoran. GDA juga telah mengembangkan sayap usaha
di Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
Perusahaan negara itu saat ini
mengoperasikan 12 PG berkapasitas 3.000 ton – 10.000 ton dengan total produksi
750.000 ton – 800.000 ton per tahun.
Sumber : Kompas