· Ikhwan (Laki-laki) Spons
Sebagaimana
sebuah spons, ikhwan spons menyerap terlalu banyak materi. Orang bisa sangat
kagum dengan wawasan keislamannya. Ia dapat menjelaskan dalil dengan baik, bisa
berdebat dengan fasih. Ia bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumentasi
kuat, menyetir ayat Al-Quran dan hadits. Ngustad
banget deh pokoknya.
“Ikhwan spons menyerap terlalu
banyak ilmu tanpa saringan. Overload sehingga ia menjadi jenuh sendiri”
Sayangnya,
ikhwan spons menyerap ilmu tanpa saringan. Overload, apa saja ia lahap tanpa
pendirian pada satu dalil yang cukup kuat. Ia menjadi sendiri seperti larutan
gula jenuh, air tak dapat melarutkan butir-butir gula lagi karena jumlah gula
dalam air sudah melewati ambang batas untuk bisa larut. Manisnya jadi ngga
enak.
Ngga
mudah menghadapi ikhwan spons. Ia bisa mempermalukan atau merendahkan
orang-orang yang beda pendapat dengan dirinya. Tapi layaknya sebuah spons, ia
sebenarnya lembut. Hanya karena memiliki banyak pori-pori, ia mudah menyerap
materi, energi di sekitarnya. Nggak jarang ikhwan spons adalah sosok cerdas
dengan prestasi akademik di atas rata-rata.
· Ikhwan Besi
Dia
adalah seorang ikhwan yang begitu bersemangat dalam menerapkan ajaran Islam,
padahal dulu dia itu adalah sosok yang junkie, funky dan jorky gitu deh.
Ikhwan
jenis ini sedang mengalami euforia beragama. Ia sedang semangat berislam; gila, ini jalan kehidupan yang gue cari, jack!
Sikapnya dalam beribadah dan beramal serba berlebihan. Misalnya saja dalam
menerapkan perintah untuk merundukkan pandangan (ghadul bashar). Dia gampang
memalingkan muka dengan lawan jenis, bahkan membuang muka pada mereka yang
berpenampilan menggoda sehingga menyakiti lawan bicara. Emang enak, bicara sama
orang yang nunduk terus?
Pendekatan
secara personal adalah pendekatan yang tepat untuk ikhwan besi yang sedang
futur. Ia butuh teman berbagi, tempat melepas lara dan gundah. Sifat jaimnya
memang masih nyebelin banget! Tapi percayalah, kalau kita terus mendekatinya, berusaha merangkulnya, melucuti
kerak-kerak yang melumuti hatinya, insya allah ia dapat kembali bercahaya. Memang
butuh proses panjang untuk mengembalikannya seperti sedia kala. Tapi, Allah
melihat proses, bukan hasilnya, kan?
· Ikhwan Bambu
Ada
ikhwan yang secara fisik biasa tapi memesona. Wajahnya nggak sekelas idola para
remaja. Anehnya dia enak dilihat, sejuk, asyik banget mendengar nasihat
darinya. Ia bisa saja orang yang telah banyak memiliki ilmu agama, atau bisa
jadi ia adalah sosok yang kalau membaca Al-Quran masih terbata-bata. Suatu hal
yang membuat mereka sama, baik yang masih dangkal atau dalam ilmu agamanya,
yaitu mereka mudah menerima nasihat, saran dan kritikan, sekalipun datang dari
orang yang lebih muda.
Ikhwan
seperti ini umumnya tahan banting, siap menghadapi segala perubahan cuaca. Ia layaknya
bilah bambu. Kokoh, tegak terpancang meskipun angin menggoyang. Seperti bambu
yang memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang, ikhwan ini berusaha
tegar. Ia berusaha tegak meskipun petir menggelegar. Semakin tinggi posisinya,
ia tetap merunduk.
Bambu
hidup berumpun. Bentuknya silindris, berbuku-buku, berongga namun kekar,
berdinding keras. Bambu tumbuh bertahap, mulai dari rebung, batang muda dan
sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Bambu siap tebang, dipakai untuk berbagai
keperluan, mulai dari peralatan rumah, perabotan dapur, kerajinan tangan, bahan
bangunan serta peralatan lain baik yang sederhana sampai dengan industri kertas
modern. Seorang ikhwan idealnya juga bisa seperti itu. Ia berkumpul dengan
orang-orang shaleh untuk menimba ilmu, terus memperbaiki diri, bertahap tumbuh,
dewasa, menyebar ke setiap penjuru bumi. Seperti bambu yang mampu bertunas di
setiap buku-bukunya, si ikhwan juga harus bisa memberi manfaat, cahaya, dari
setiap perilaku kesehariannya.
Ikhwan
bambu diharapkan menumbuhkan bambu-bambu muda. Bukan tiruan, tapi sosok yang
mempunyai kesalehan dan kobar semangat yang nggak kalah sama. Ia lentur, mudah
membaur, tanpa harus lebur. Dunia membutuhkan sosok-sosok bambu yang bekerja
seimbang untuk dunia dan syurga.
Sumber:
novel “membongkar rahasia ikhwan nyebelin” by.Koko nata & Denny P