Selasa, 08 Januari 2013

Perbankan Siap Migrasi Kartu Debet dan ATM


Perbankan menyiapkan diri untuk proses migrasi kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan debet dari magnetik ke cip. Sesuai aturan Bank Indonesia per 1 januari 2016, seluruh kartu atm dan debet yang terbit di indonesia sudah harus mempunyai cip.

Menurut bank indonesia, proses migrasi sudah mulai berjalan. Kendati demikian, BI belum memiliki datanya.
“Perkembangan ada, tapi belum terdata seluruhnya,” kata direktur akunting dan sistem pembayaran BI Boedi Armanto di jakarta.

Saat ini, kartu ATM dan debet yang diterbitkan bank di indonesia masih menggunakan pita magnetik. Dengan pertimbangan keamanan, maka kartu ATM dan debet harus berimigasi dari pita magnetik ke cip.

Data BI, total kartu ATM dan debet di indonesia mencapai 65,245 juta kartu.
General Manager Kartu PT Bank Negara Indonesia(Persero) tbk Dodit Wiweko Probojakti menyaimpaikan,saat ini ada sekitar 12,6 juta nasabah simpanan di bank BNI. Sekitar 9,6 di antaranya memiliki kartu ATM/debet.

Nantinya migrasi akan dilakukan bertahap, mulai dari nasabah paling aktif, kurang aktif dan tidak aktif.

Transaksi debet, secara keseluruhan di indonesia sekitar Rp 6 triliun perbulan. Jumlah ini masih sangat rendah dibandingkan transaksi belanja kartu kredit, yakni sebesar Rp 17 triliun perbulan.
Kepala divisi pengembangan dana dan jasa PT Bank Central Asia tbk Ina Suwardi secara terpisah mengatakan, BCA belum memulai proses imigrasi kartu ATM dan debet ke cip.

Jumlah kartu ATM dan debet BCA saat ini sekitar 10 juta kartu. Namun, BCA belum memastikan mulai kapan proses migrasi itu dilakukan.

Ina menyatakan, proses migrsi tidak hanya mencangkup kartu, namun juga mesin ATM dan mesin elektronic  data capture (EDC). Saat ini, BCA masih menunggu sertifikat cip untuk kartu dan mesinnya.

Bank menolak menyebutkan biaya yang diperlukan untuk migrasi kartu ATM dan debet ini. Namun, informasi yang diperoleh, biaya satu cip sekitar @ dollar AS (sekitar Rp 20.000) biaya ini bisa ditekan jika jumlah kartunya banyak.

Dari data BI, total transaksi menggunakan karu ATM dan debet sebanyak 243,241 juta kartu dengan transaksi Rp 265,043 triliun per juni 2012. Mayoritas masih berupa transaksi tunai 169,424 juta transaksi dengan nilai Rp 123,643 triliun. Transaksi belanja atau debet masih kecil, yakni 15,94 juta transaksi dengan nilai Rp 9,798 triliun.

Sementara itu, penukaran uang pecahan kecil yang diselenggarakan BI bekerja sama dengan perbankan di area parkir monumen nasional, di mulai sejak 23 juli lalu dan hingga 16 agustus. BI menyediakan uang pecahan kecil rata-ratanya Rp 700 juta per hari, sedangkan 9 BANK yang turut serta rata-rata menyediakan 300 juta per bank.
Sembilan bank itu adalah BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, BJB, Bank DKI, BTN, CIMB NIAGA dan Permata.

Mulai tahun ini, BI meningkatkan penggunaan kartu atau non tunai untuk untuk penukaran uang pecahan kecil. Caranya, nasabah dapat transaksi di mesin ATM yang disediakan bank di lapangan parkir monas, kemudian memilih pecahan uang kecil yang di inginkan.
Uang pecahan kecil terdiri dari Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000

sumber: koran kompas edisi 7 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar