Perbankan
menyiapkan diri untuk proses migrasi kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan
debet dari magnetik ke cip. Sesuai aturan Bank Indonesia per 1 januari 2016,
seluruh kartu atm dan debet yang terbit di indonesia sudah harus mempunyai cip.
Menurut
bank indonesia, proses migrasi sudah mulai berjalan. Kendati demikian, BI belum
memiliki datanya.
“Perkembangan
ada, tapi belum terdata seluruhnya,” kata direktur akunting dan sistem
pembayaran BI Boedi Armanto di jakarta.
Saat
ini, kartu ATM dan debet yang diterbitkan bank di indonesia masih menggunakan
pita magnetik. Dengan pertimbangan keamanan, maka kartu ATM dan debet harus
berimigasi dari pita magnetik ke cip.
Data
BI, total kartu ATM dan debet di indonesia mencapai 65,245 juta kartu.
General
Manager Kartu PT Bank Negara Indonesia(Persero) tbk Dodit Wiweko Probojakti
menyaimpaikan,saat ini ada sekitar 12,6 juta nasabah simpanan di bank BNI.
Sekitar 9,6 di antaranya memiliki kartu ATM/debet.
Nantinya
migrasi akan dilakukan bertahap, mulai dari nasabah paling aktif, kurang aktif
dan tidak aktif.
Transaksi
debet, secara keseluruhan di indonesia sekitar Rp 6 triliun perbulan. Jumlah
ini masih sangat rendah dibandingkan transaksi belanja kartu kredit, yakni
sebesar Rp 17 triliun perbulan.
Kepala
divisi pengembangan dana dan jasa PT Bank Central Asia tbk Ina Suwardi secara
terpisah mengatakan, BCA belum memulai proses imigrasi kartu ATM dan debet ke
cip.
Jumlah
kartu ATM dan debet BCA saat ini sekitar 10 juta kartu. Namun, BCA belum
memastikan mulai kapan proses migrasi itu dilakukan.
Ina
menyatakan, proses migrsi tidak hanya mencangkup kartu, namun juga mesin ATM
dan mesin elektronic data capture (EDC).
Saat ini, BCA masih menunggu sertifikat cip untuk kartu dan mesinnya.
Bank
menolak menyebutkan biaya yang diperlukan untuk migrasi kartu ATM dan debet
ini. Namun, informasi yang diperoleh, biaya satu cip sekitar @ dollar AS
(sekitar Rp 20.000) biaya ini bisa ditekan jika jumlah kartunya banyak.
Dari
data BI, total transaksi menggunakan karu ATM dan debet sebanyak 243,241 juta
kartu dengan transaksi Rp 265,043 triliun per juni 2012. Mayoritas masih berupa
transaksi tunai 169,424 juta transaksi dengan nilai Rp 123,643 triliun. Transaksi
belanja atau debet masih kecil, yakni 15,94 juta transaksi dengan nilai Rp
9,798 triliun.
Sementara
itu, penukaran uang pecahan kecil yang diselenggarakan BI bekerja sama dengan
perbankan di area parkir monumen nasional, di mulai sejak 23 juli lalu dan
hingga 16 agustus. BI menyediakan uang pecahan kecil rata-ratanya Rp 700 juta
per hari, sedangkan 9 BANK yang turut serta rata-rata menyediakan 300 juta per
bank.
Sembilan
bank itu adalah BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, BJB, Bank DKI, BTN, CIMB NIAGA dan
Permata.
Mulai
tahun ini, BI meningkatkan penggunaan kartu atau non tunai untuk untuk
penukaran uang pecahan kecil. Caranya, nasabah dapat transaksi di mesin ATM
yang disediakan bank di lapangan parkir monas, kemudian memilih pecahan uang
kecil yang di inginkan.
Uang
pecahan kecil terdiri dari Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000
sumber: koran kompas edisi 7 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar