Selasa, 08 Januari 2013

Agar Jatuh Cinta tak jadi Becanda


Orang bilang, masa remaja adalah masa yang paling indah dalam hidup seseorang. Masa ini sering di identikkan dengan kesenangan, keceriaan, canda dan tawa bahagia. Pada masa ini pula, ketertarikan pada lawan jenis terkadang cukup sakti untuk membuat sang remaja menujukkan semua kebolehannya, “Akulah yang paling pantas mendapatkan perhatian.”

Ibarat bunga, masa remaja merupakan masa yang manis dan harum baunya. Oleh karena itu, jangan biarkan semut nafsu merusak dan menodai keasliannya, tapi biarlah lebah-lebah cinta datang menyapa. Dan hanya lebah pilihan saja yang dapat mengisap sang bunga untuk menghasilkan madu asmara kasih-Nya. Madu yang menjadi penawar hati: resah, gelisah, waswas, khawatir, takut dan gundah gulana. Madu yang membuat semua permasalahan menjadi tenang, tenteram, damai dan harmonis.

Cinta, tatanan kata yang manis nan indah dirasa, dihayati dan diucapkan. Bagi jiwa suci yang dipandu oleh kebeningan dan kebersihan hati, kata cinta akan senantiasa bermakna positif.

Remaja dan cinta adalah tatanan kata yang memuat potensi luar biasa. Jika tepat memaknainya, hidup akan penuh makna. Sebaliknya, jika salah menafsirkan cinta, bisa jadi hidup akan semakin sempit. Oleh karenanya, maknai ia seperti yang digariskan oleh Allah dan Rasul-nya. Semoga anugerah cinta-Nya membawa berkah dan kebahagiaan di dunia akhirat. Amin

Dengan CINTA hidup menjadi indah, penuh makna dan penuh arti. Yang tadinya tidak berarti menjadi penuh arti dan yang tadinya biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa. Berani, tangguh, bahagia, tenang dan riang. Barakah...
Cinta dapat membangun peradaban, menggugah inspirasi dan mencerdaskan otak. Cinta akan bernilai agung manakala bersandar kepada sang pencipta cinta, Allah swt. Dan cinta bisa menyebabkan derita jika berpaling dari-Nya. Karenanya, mari mencintai karena Allah.

Banyak manusia yang berjuang demi cinta, tapi salah jalan. Menghalalkan segala cara untuk meraih bahagia sehingga cinta membuatnya menderita. Duka dan lara, derai dan badai serta sesal dan airmata.
Ada yang mengaku mencintai bunga, lalu bunga itu dipetik dan disimpan di atas meja di samping tempat tidurnya. Disemprot parfum dan disandingkan dengan fotonya. Harum, cantik dan menarik. Sebuah panorama yang sedap dipandang mata. Sesekali bunga itu diambil dan diciumnya. Cinta..!!!

Benarkah itu Cinta??

“Tunggu..!!! Itu bukan cinta. Sebenarnya ia hanya mencintai diri sendiri dan bunga menjadi korban.”
Demikian!! Yang benar adalah ketika mencintai bunga, berarti merawat, mengurus dan memperlakukan bunga sebagaimana mestinya. Sesuai fitrahnya: dirawat di taman atau di pot bunga.
Ya, cinta harus diarahkan ke sana, ke fitrah kesucian diri. Ke arah kesalehan dan bersihnya hati. Ke arah cinta yang hakiki, cinta sejati dan cinta teragung kepada Allah Swt.

Sumber: novel “agar jatuh cinta tak jadi bencana” by.Jauhar al-Zanki

1 komentar:

  1. wah, benar juga nih. kayaknya buku karya Jauhar al-Zanky ini recommended dibaca saat liburan

    BalasHapus