Rabu, 09 Januari 2013

Klasifikasi ikhwan (laki-laki) berdasarkan pemahaman terhadap Islam


·      Ikhwan (Laki-laki) Spons
Sebagaimana sebuah spons, ikhwan spons menyerap terlalu banyak materi. Orang bisa sangat kagum dengan wawasan keislamannya. Ia dapat menjelaskan dalil dengan baik, bisa berdebat dengan fasih. Ia bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumentasi kuat, menyetir ayat Al-Quran dan hadits. Ngustad banget deh pokoknya.
“Ikhwan spons menyerap terlalu banyak ilmu tanpa saringan. Overload sehingga ia menjadi jenuh sendiri”
Sayangnya, ikhwan spons menyerap ilmu tanpa saringan. Overload, apa saja ia lahap tanpa pendirian pada satu dalil yang cukup kuat. Ia menjadi sendiri seperti larutan gula jenuh, air tak dapat melarutkan butir-butir gula lagi karena jumlah gula dalam air sudah melewati ambang batas untuk bisa larut. Manisnya jadi ngga enak.
Ngga mudah menghadapi ikhwan spons. Ia bisa mempermalukan atau merendahkan orang-orang yang beda pendapat dengan dirinya. Tapi layaknya sebuah spons, ia sebenarnya lembut. Hanya karena memiliki banyak pori-pori, ia mudah menyerap materi, energi di sekitarnya. Nggak jarang ikhwan spons adalah sosok cerdas dengan prestasi akademik di atas rata-rata.

·      Ikhwan Besi
Dia adalah seorang ikhwan yang begitu bersemangat dalam menerapkan ajaran Islam, padahal dulu dia itu adalah sosok yang junkie, funky dan jorky gitu deh.
Ikhwan jenis ini sedang mengalami euforia beragama. Ia sedang semangat berislam; gila, ini jalan kehidupan yang gue cari, jack! Sikapnya dalam beribadah dan beramal serba berlebihan. Misalnya saja dalam menerapkan perintah untuk merundukkan pandangan (ghadul bashar). Dia gampang memalingkan muka dengan lawan jenis, bahkan membuang muka pada mereka yang berpenampilan menggoda sehingga menyakiti lawan bicara. Emang enak, bicara sama orang yang nunduk terus?
Pendekatan secara personal adalah pendekatan yang tepat untuk ikhwan besi yang sedang futur. Ia butuh teman berbagi, tempat melepas lara dan gundah. Sifat jaimnya memang masih nyebelin banget! Tapi percayalah, kalau kita terus mendekatinya, berusaha merangkulnya, melucuti kerak-kerak yang melumuti hatinya, insya allah ia dapat kembali bercahaya. Memang butuh proses panjang untuk mengembalikannya seperti sedia kala. Tapi, Allah melihat proses, bukan hasilnya, kan?

·      Ikhwan Bambu
Ada ikhwan yang secara fisik biasa tapi memesona. Wajahnya nggak sekelas idola para remaja. Anehnya dia enak dilihat, sejuk, asyik banget mendengar nasihat darinya. Ia bisa saja orang yang telah banyak memiliki ilmu agama, atau bisa jadi ia adalah sosok yang kalau membaca Al-Quran masih terbata-bata. Suatu hal yang membuat mereka sama, baik yang masih dangkal atau dalam ilmu agamanya, yaitu mereka mudah menerima nasihat, saran dan kritikan, sekalipun datang dari orang yang lebih muda.
Ikhwan seperti ini umumnya tahan banting, siap menghadapi segala perubahan cuaca. Ia layaknya bilah bambu. Kokoh, tegak terpancang meskipun angin menggoyang. Seperti bambu yang memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang, ikhwan ini berusaha tegar. Ia berusaha tegak meskipun petir menggelegar. Semakin tinggi posisinya, ia tetap merunduk.
Bambu hidup berumpun. Bentuknya silindris, berbuku-buku, berongga namun kekar, berdinding keras. Bambu tumbuh bertahap, mulai dari rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Bambu siap tebang, dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan rumah, perabotan dapur, kerajinan tangan, bahan bangunan serta peralatan lain baik yang sederhana sampai dengan industri kertas modern. Seorang ikhwan idealnya juga bisa seperti itu. Ia berkumpul dengan orang-orang shaleh untuk menimba ilmu, terus memperbaiki diri, bertahap tumbuh, dewasa, menyebar ke setiap penjuru bumi. Seperti bambu yang mampu bertunas di setiap buku-bukunya, si ikhwan juga harus bisa memberi manfaat, cahaya, dari setiap perilaku kesehariannya.

Ikhwan bambu diharapkan menumbuhkan bambu-bambu muda. Bukan tiruan, tapi sosok yang mempunyai kesalehan dan kobar semangat yang nggak kalah sama. Ia lentur, mudah membaur, tanpa harus lebur. Dunia membutuhkan sosok-sosok bambu yang bekerja seimbang untuk dunia dan syurga.

Sumber: novel “membongkar rahasia ikhwan nyebelin” by.Koko nata & Denny P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar